Fokus!
Cinta dalam teoriku adalah tingkat fokus
paling tinggi. Orang yang sedang jatuh cinta memiliki tingkat fokus 100% pada
target. Terkadang jika kita sedang berusaha fokus pada pekerjaan sangatlah
sulit. Berkali-kali mencoba untuk mengerjakan apa yang seharusnya kita kerjakan
dengan tingkat konsentrasi tinggi yag terjadi hanya tidur, kalau tidak ya
lapar, kalu tidak ustru malah terlalu
fokus sehingga lebih sering salah dan tidak karuan.
Orang yang sedang jatuh cinta itu seperti
lensa kamera. Lensa yang sedang fokus pada satu objek. Apa yang lain tidak
terlihat? Tentu terlihat. Namun arena kita sedang fokus pada satu hal, maka
yang lain akan blur.
Dan itu pernah terjadi padaku. Beberapa waktu
yang lalu. Saat mataku, hatiku dan pikiranku hanya sedang fokus pada satu
orang. Maka, berangkat ke kantor, hanya ida yang jadi fokusku. Ketika sedang
bekerja dan tiba-tiba dia ada, mataku akan denagan cepat merespon, hatiku akan
dengan sigab membuncah dan pikiranku akan dengan tepat memberikan perhatian.
Ya, fokus. Hanya dia yang ada dalam setiap tarikan napas.
Saat itu, bahkan lensa kameraku hanya mencari
dia dalam setiap bidikannya.yang lain hanya numpang nampang saja.
Pada awalnya fokusku itu membuat semua yang
aku kerjakan menjadi baik. Kekantor semangat. Lembur ceria. Kerjaan beres.
Gajian bahagia tidak digaji? Tentu tetap menangis. Manusiawai. Tapi aku fokus
dan tetap fokus. Sehingga bahkan dalam doaku hanya dia yang aku panjatkan.
“Ya Alloh, jika memang dia jodohku maka
dekatkanlah. Jika dia bukan jodohku, jodohkanlah”
Bahkan karena fokusnya aku sama dia,
sekalipun aku tahu dia sedang dalam proses persiapan menikah, dia tetap aku
minta dalan doaku
“Ya Alloh, jika dia bukan jodohku
jodohkanlah” kalimat berikut melengkapi “putuskan ia dengan tunagannya dan
jodohkan denganku” ya.. fokus sekali kan?
Namun memang doa yang memaksa itu seperti
kita mau ngeramapok. Semakin di paksa semakin orang yang akan kita rampok jadi
semakin tidak ihlas.
Fokus itu hanya berbuah sakit hati. Ya, sakit
yang teramat hati. Dalam di dalam hati. Namun karena begitu fokusnya bahkan aku
sanggup tersenyum dan seolah tidak merasakan apa-apa. Gila? Itulah fokus cinta.
Sampai sekaranag kadang aku masih menjadikan dia fokusku. Entah dengan alasan
apa. Mungkin karena terjebak nostalgia hadeh…
Semoga Alloh memberiku yang terbaik
Yang penting tetap FOKUS!!!!